Warga Belanda Tinjau Tanaman Sayur PT EWINDO Di Lampung

Virallampung PRINGSEWU – Aplikasi Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SIPINDO) Powered by Smartseeds yang diluncurkan oleh perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia (EWINDO) bekerjsama dengan Netherlands Space Office (NSO) memberikan dampak positif bagi para petani di Lampung.

Pasalnya, setelah menggunakan aplikasi berbasis android ini, produksi para petani meningkat hingga 22 persen dan penggunaan pupuk menjadi lebih efisien.

Salah satu petani pengguna Aplikasi SIPINDO di Pekon Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Wahyudi mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya aplikasi SIPINDO ini. Sebab, aplikasi ini memiliki layanan seperti rekomendasi pemupukan, penanganan hama penyakit dan lainya.

“Saya sudah menggunakan aplikasi ini sejak tahun 2018 dan aplikasi ini sangat membantu mas. Kalau saya pakai yang cara penanganan ketika tanaman terserang hama. Jadi sangat membantu,” kata dia saat diwawancarai, Kamis (8/9).

Senada dikatakan, Dardi perwakilan petani asal Jatimulyo, Lampung Selatan. Menurutnya, setelah menggunakan Aplikasi SIPINDO ini, penggunaan pupuk lebih efisien dan hasil panen tetap optimal.

“Saya pakainya yang fitur Anjuran Pemupukan mas. Setelah melihat rekomendasi pemupukan di Aplikasi SIPINDO ini, penggunaan pupuk menjadi lebih irit dan hasil panen menjadi lebih bagus,” paparnya.

CEO SIPINDO, Muhammad Reza Sanjaya mengatakan, Aplikasi SIPINDO yang diluncurkan pada tahun 2017 ini memiliki banyak fitur yang diharapkan mampu membantu petani mulai dari memprediksi cuaca secara lebih detail, merekomendasikan jumlah pupuk yang diperlukan berdasarkan lokasi dan juga panduan untuk melakukan praktik pertanian yang baik dan benar untuk menuju pertanian berkelanjutan.

“Kita juga bekerjasama dengan NSO dalam aplikasi ini. Pengembangan SIPINDO ini sekaligus menjadi wujud semboyan kami yakni menjadi sahabat yang paling baik untuk petani,” kata dia.

Dia menjelaskan, aplikasi berbasis android ini merupakan inisiasi EWINDO atas pengalaman lebih dari 30 tahun pada pengembangan bisnis benih hortikultura di Indonesia. Saat ini, aplikasi SIPINDO telah diunduh lebih dari 120 ribu petani yang menjangkau daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali-Nusra, Sulawesi hingga Papua.

“Pertumbuhan pengguna SIPINDO ini terbesar di Jawa sebesar 54,2 persen dan Sumatera 22,5 persen,” jelasnya.

Saat ini SIPINDO juga sedang menambahkan basis informasinya untuk memperluas layanan dengan tambahan di beberapa provinsi seperti Sumatra Barat, Sumatra Utara, NTB serta NTT.

Selain itu, melalui SIPINDO petani juga dapat mengakses pasar untuk kebutuhan jual beli hasil panen. Diharapkan, volume perdagangan produk pertanian melalui aplikasi digital juga bisa meningkat, sekaligus memberi keuntungan yang lebih baik untuk pelaku agribisnis di bidang hortikultura baik petani, pedagang dan masyarakat.

Sementara itu, Program Manager Space for Sustainable Development Netherlands Space Office (NSO) Ruud Grim menuturkan, NSO berkomitmen untuk membantu kemajuan pertanian di Indonesia dengan menggunakan teknologi seperti aplikasi SIPINDO ini.

Dimana, melalui aplikasi yang memiliki banyak fitur secara realtime dan akurat tersebut, pihaknya ingin membantu para petani seperti meningkatkan efisiensi penggunaan pestisida hingga lebih 15 persen, peningkatan efisiensi penggunaan air hingga 14 persen, dan peningkatan efisiensi penggunaan benih dan pupuk sebesar sembilan persen.

“Fitur-fitur yang dikembangkan dalam aplikasi ini terbukti memberikan dampak yang besar bagi efisiensi budidaya sekaligus meningkatkan potensi keuntungan bagi petani,” tegas Ruud Grim.

Menurut dia, salah satu fitur yang sangat bermanfaat adalah prediksi cuaca dan rekomendasi pemupukan. Melalui fitur prediksi cuaca petani dapat memprediksi curah hujan selama enam bulan ke depan dengan cakupan area hingga lima kilometer sehingga petani dapat merencanakan aktivitas pertanian sesuai keadaan klimatologi yang faktual.

“Untuk fitur anjuran pemupukan, petani mendapatkan rekomendasi kandungan hara dan pemupukan berdasarkan hasil uji laboratorium yang bermanfaat untuk mengetahui jumlah pupuk yang dibutuhkan berdasarkan lokasi dan kandungan hara sehingga penggunaan pupuk menjadi lebih hemat,” tandasnya.(Zai)

Bagikan Berita Ini :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *